Selamat datang di CaraGampang.Com

TIADA

Tuesday 14 January 20140 comments


         Mentari mulai turun, kami berlima mulai menyusun siasat untuk nanti malam. Rencana hari ini adalah kami akan melakukan salah satu uji nyali atau hanya bisa disebut jalan-jalan malam saja. Salah satu rumah kosong yang konon menyimpan banyak cerita peninggalan keluarga yang meninggal masal karna dibantai oleh sekelompok perampok tak dikenal menjadi tujuan petualangan kami hari itu.
         Jarum jam sudah menunjukan pukul 10.45 malam. Awalnya kami sempat terkendala pada salah satu dari anggota kami yang memang sedikit penakut. Namun dengan bujukan dari kami, ia akhirnya memberanikan diri untuk masuk kerumah kosong tersebut. Kami masuk melalui pintu depan dengan malangkah pelan menunjukan rasa takut pada diri kami. Begitupun dengan aku, seberaninya aku dengan hal seperti itu,aku masih di lampiri rasa takut. Kami tak melihat sesosokpun hantu disini, namun sesampainya di ruang keluarga, kami mulai ditakuti dengan suara-suara aneh seperti meja yang tergeser sendiri dan vase pecah. Terlalu takutnya kami, kami justru terpecah setelah adanya sosok hantu laki-laki yang tinggi besar. Aku terpisah dari teman-temanku yang lari menuju dapur, sedangkan aku justru salah masuk dan sampai di suatu ruangan bekas kamar. Tadinya aku bingung harus keluar lewat mana, sampai kemudian hantu cewek yang kira-kira seumuran aku muncul. Aku sempat takut dan mencoba untuk lari, tapi sayangnya kakiku seperti terkunci. Akupun merunduk agar tak melihat muka yang menyeramkan dari hantu itu. Ternyata aku salah. Satelah hantu tersebut mendekat, saya justru tertarik untuk bicara dengannya setelah aku tau dia sangat cantik.
“Hey, siapa nama kamu?” Tanya aku dengan menjulurkan tanganku sambil berdiri.
“Aku Raisha, siapa kamu?” jawab ia sambil merespon juluran tanganku.
“Aku Aska.” Tidak tau kenapa badanku jadi adem, dan hatiku dari yang tadinya deg-degan karena ketakutan menjadi deg-degan karena melihat sosok yang begitu cantik didepanku.
Sekitar jam 2 aku pulang dan masih sendirian karena terpisah dengan teman-temanku tadi. Sampai di base camp kami, aku hanya menceritakan bagian dari terpisahnya aku saja. Dan tidak untuk endingnya. Sebab, aku takut mereka jadi curiga. Kemudian kami kembali kerumah kami masing-masing. Tidak aku sangka kalau sempai sekarang aku masih teringat pada Raisha, sosok hantu cantik yang mampu merubah isi fikiranku. Sampai-sampai terbawa dalam mimpi. Aku merasa aku sedang jatuh cinta, tetapi sama hantu.
          Pukul 4 pagi aku bangun dan menunaikan ibadah sholat shubuh di masjid. Sepulang dari masjid aku melalui jalan lain yang lewat depan rumah kosong tadi. Didepan rumah itu aku berhenti karna lagi-lagi aku teringat sama Raisha. Dan aku berfikir untuk masuk agar dapat bertemu denganya kembali. Dihalaman rumah aku sempat merasa takut karna takutnya ada hantu lain yang lebih dulu muncul. Tapi ini tekad. Tekad aku untuk ketemu sama dia. Diruang tamu aku memanggil-manggil namanya. “Raisha! Kamu dimana? Raisha ini aku, Aska.”
Kemudian ia muncul dari arah kamarnya tetapi awalnya aku takut tapi setelah ia merubah sosoknya menjadi manusia, aku mendekati dia.
“Raisha? Semenjak kita ketemu tadi, sampai sekarang aku masih kepikiran sama kamu. Rasanya aku pengin ketemu kamu terus. Aku pengin mengenal kamu lebih dekat.”
“Benarkah? Begitupun dengan aku. Aku juga merasakan hal yang sama sama kamu.” Kata Raisha.
“Raisha, bisakah kita bertemu setiap hari? Mungkin setiap malam kamu bisa keluar dari rumah ini untuk melihat dunia luar saat malam?”
“Enggak! Aku ga bisa, maaf.” Jawab Raisha.
“Ya udah deh. Eummb... Aku mau pulang dulu ajah. Sampai jumpa lagi.”
Aku pulang kerumah tanpa aku tahu kalau Raisha mengikuti langkahku sampai dirumah. Sesampainya dihalaman rumah, aku kaget dia ada didepanku. Ternyata dia ingin sama-sama aku. Aku pun masuk ke kamar dan Raisha ikut denganku. Tadinya dalam hati aku berkata “kalo kata orang kalo kita berduaan kan yang ketiga itu hantu. Lha dia kan hantu. Jadi ya gapapalah.”
Di kamar aku ngobrol-ngobrol sama dia. Kebetulan kedua orang tuaku sudah berangkat bekerja.
“Mungkin kalau orang tuaku masih dirumah akan mendapati aku bicara sendiri kaya di tv-tv.” Kataku dalam batin.
Pukul 06.00 aku siap-siap untuk berangkat sekolah. “Aku ikut kamu sekolah boleh?” Tanya Raisha.
“Dengan senang hati sayang. Hehehehe…” Jawab aku.
“Hehk! Beraninya kamu manggil aku sayang beb!” Bentak Raisha sambil bercanda.
“Lho? Kamu sendiri manggil aku beb.” Terheran aku dengan candaannya.
“Hehe, bercanda aja kok.” Katanya.
           Saat dijalan, kami ngobrol-ngobrol dan orang disekitarku terliat bingung melihat aku bicara sendiri. Padahal tidak, ada bidadari disampingku kini. Obrolan kami berlanjut sampai disekolah. Seperti biasa, aku dan teman-teman mainku selalu bareng dan ngumpul di kantin Bu Rahma setiap sebelum bel tanda pelajaran dimulai berbunyi. Hingga sekitar 15 menit kita ngumpul, bel telah berbunyi.
“kriiiiiing……….. kriiiiiiing……… kriiiiiiiiing………” bunyi bel sekolahanku.
Kebetulan kelas kami berlima berbeda, sehingga saat menuju kelas aku bisa terus bareng sama Raisha. Aku tidak tau betapa cintanya aku sama hantu Raisha ini, sampai dikelaspun aku hanya melamun memperhatikan Raisha yang berdiri di sampingku. Sampai-sampai aku tak memperhatikan pelajaran dari Pak Sutarno.
“Gubragggg!” Suara mejaku yang dipukul oleh Pak Sutarno.
Aku pun masih saja melamun.
“Aska!” bentak Pak Sutarno.
Aku pun tetap saja tak mendengar dan menikmati lamunanku.
“Askaaaaaaaaaaaaaaa! Bangunnn! Tidur lagi.” Teriak Pak Sutarno yang berujung pada nyanyian.
”Lhoooo? Bapak kok malah nyanyi?” Tanya para murid dikelasku.
“Asal kalian tau aja, gini-gini bapak dulu mantan vokalis band. Sayangnya teman-teman band bapak banyak yang udah menghadap Maha Pencipta lebih awal. Dulu bapak sudah pernah tampil sama penyanyi seksi terkenal, koteka mereka pada copot sendiri karna sangking ga kuatnya menahan tekanan. Haha…” Pak Sutarno yang justru curhat pada para murid-muridnya sambil melawak.
“Hahahaha….” Serentak para murid tertawa. Tetapi, awalnya aku hanya diam karna tidak maksud apa yang di ceritakan Pak Sutarno. Akhirnya aku pun ikut tertawa karna melihat teman-teman tertawa.
“Kamu mudeng ka?” Tanya Raisha.
“Enggak sih. Tapi temen-temen pada ketawa, ya aku ikutan aja. Haha.. emangnya mereka ngomongin apa sih?” Tanyaku terheran.
“Enggak papa kok, bukan apa-apa. Ga usah difikir!” Jawab Raisha.
           Selang kisah aku dengan Raisha begitu indah. Namun sayangnya, dia hantu, dan aku manusia. Dari pihak orang tuanya saja tak mengizinkan Raisha untuk bergaul dengan manusia, apalagi ada hubungan istimewa. Begitupun denganku, kalau orang tuaku tau, pasti aku akan kena marah. Mungkin kisah ini hanya bisa aku kenang. Untukmu Raisha, dibawah rembulan yang memantulkan cahaya, aku sampaikan salam kasihku padamu melalui bintang-bintang yang indah. I Love You Raisha.

                                                                                  Dikarang, disusun, dan dikutip oleh anak negeri
                                                                                  Source: mimpi singkat tidur siang, 1 Januari 2014
Share this article :

Post a Comment

 
Support : Cara Gampang | Creating Website | Johny Template | Mas Templatea | Pusat Promosi
Copyright © 2011. campust_Mania - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Modify by CaraGampang.Com
Proudly powered by Blogger